Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda: "Perintahkanlah anak-anakmu agar mengerjakan shalat apabila telah berusia 10 tahun maka "pukullah" ia dengan pukulan yang tidak menyakitkan bila enggan untuk megerjakan shalat ". Begitu kuatnya perintah shalat hingga perintah menyuruh shlat bagi anak-anak disertai anjuran "pemukulan" bila si anak enggan mengerjakannya. Tidak ada kewajiban dalam agama ini yang sangat ditekankan secara konsisten mengerjakannya kecuali shalat, bahkans eorang yang sakit parahpun selama ia punya kesadaran untuk megerjakannya maka wajib dilakukan sebatas kemampuannya.
Anjuran memerintahkan shalat pada anak-anak ini, tentunya melalui tahap-tahap pendidikan yang diberikan. Prosesnya tidak memerintahkan shalat kepada anak kecuali setelah mengajarkannya cara-cara shalat, yang dimulai dengan mengajarkan bacaan kemudian praktek dan penyempurnaan syarat dan rukunnya. Tidaklah bijak bila orang tua memerintahkan anaknya untuk mengerjakan shalat sementara si anak tidak pernah diajarkan cara-cara shalat atau menyerahkannya pada seorang yang paham untuk mengajari anaknya shalat. Demikian juga dengan tindakan memukul, tidaklah tepat diterapkan bila anak belum tau apa-apa tentang shalat. Maka orang tua wajib mengajari anaknya shalat.
Bila orang tua telah mengajarinya shalat dan diketahui anaknya mampu mengerjakan tata cara shalat dengan baik berdasarkan ilmu yang diperolehnya, maka selanjutnya orang tua wajib memerintahkan shlat lima waktu bila si anak lupa mengerjakannya. Tentu saja harapan orang tua, klau bisa anak bisa mengerjakan shalat dengan kesadaran sendiri tanpa harus diperintah lagi oleh orang tua.
Oleh karena itu, perlu adanya upaya dari orang tua di rumah menerapkan kebiasaan shalat pada anak-anak. Orang tua perlu menyadari benar akan wajibnya perintah shalat, dan mengajarkan anak-anaknya tata cara shalat dengan benar. Bila sianak sudah diajari shalat dan diketahui ia biasa melakukaknya maka langkah selanjutnya adalah menjaga agar sianak bisa mengerjakan shlat setiap waktu, baik diperintahkan ataupun tidak. Namun anak-anak tentunya perlu bimbingan dan pembiasaan dengan pengawaan orang tua agar kewajiban shlat itu menjadai bagian ketaatan dan kecintaanya pada Allah SWT.
Bila setiap waktu anak itu mengerjakan shalat maka hari-harinya diwarnai dengan ketaatan. Ketaatan itu akan membuka kesadaran dan menumbuhkan keyakinannya kepada Allah yang telah menciptakannya dan menjadi penolongnya dalam setiap kesulitan yang ia hadapi. Sesungguhnya fitrah seorang anak itu adalah Islam. Bagi orang tua, tentunya merupakan suatu anugrah yang besar dikarunia anak yang shaleh/shalehah. Untuk itu orang tua dapat memberikan pondasi yang kuat dalam menanamkan kesadaran melaksanaan shalat sejak dini bagi putra/putrinnya
Anjuran memerintahkan shalat pada anak-anak ini, tentunya melalui tahap-tahap pendidikan yang diberikan. Prosesnya tidak memerintahkan shalat kepada anak kecuali setelah mengajarkannya cara-cara shalat, yang dimulai dengan mengajarkan bacaan kemudian praktek dan penyempurnaan syarat dan rukunnya. Tidaklah bijak bila orang tua memerintahkan anaknya untuk mengerjakan shalat sementara si anak tidak pernah diajarkan cara-cara shalat atau menyerahkannya pada seorang yang paham untuk mengajari anaknya shalat. Demikian juga dengan tindakan memukul, tidaklah tepat diterapkan bila anak belum tau apa-apa tentang shalat. Maka orang tua wajib mengajari anaknya shalat.
Bila orang tua telah mengajarinya shalat dan diketahui anaknya mampu mengerjakan tata cara shalat dengan baik berdasarkan ilmu yang diperolehnya, maka selanjutnya orang tua wajib memerintahkan shlat lima waktu bila si anak lupa mengerjakannya. Tentu saja harapan orang tua, klau bisa anak bisa mengerjakan shalat dengan kesadaran sendiri tanpa harus diperintah lagi oleh orang tua.
Oleh karena itu, perlu adanya upaya dari orang tua di rumah menerapkan kebiasaan shalat pada anak-anak. Orang tua perlu menyadari benar akan wajibnya perintah shalat, dan mengajarkan anak-anaknya tata cara shalat dengan benar. Bila sianak sudah diajari shalat dan diketahui ia biasa melakukaknya maka langkah selanjutnya adalah menjaga agar sianak bisa mengerjakan shlat setiap waktu, baik diperintahkan ataupun tidak. Namun anak-anak tentunya perlu bimbingan dan pembiasaan dengan pengawaan orang tua agar kewajiban shlat itu menjadai bagian ketaatan dan kecintaanya pada Allah SWT.
Bila setiap waktu anak itu mengerjakan shalat maka hari-harinya diwarnai dengan ketaatan. Ketaatan itu akan membuka kesadaran dan menumbuhkan keyakinannya kepada Allah yang telah menciptakannya dan menjadi penolongnya dalam setiap kesulitan yang ia hadapi. Sesungguhnya fitrah seorang anak itu adalah Islam. Bagi orang tua, tentunya merupakan suatu anugrah yang besar dikarunia anak yang shaleh/shalehah. Untuk itu orang tua dapat memberikan pondasi yang kuat dalam menanamkan kesadaran melaksanaan shalat sejak dini bagi putra/putrinnya
0 Response to "Menanamkan Kebiasan Shalat sejak Dini"
Posting Komentar
Terimakasih, Anda telah berkunjung di Blog SDIT Al-Izzah Serang. Silahkan memberikan komentar atau hanya sekedar kesan dan pesan dengan mengisi Buku Tamu, Insya Allah akan sangat bermanfaat bagi kami.